Hukum.umsida.ac.id – Mahasiswa program studi hukum seringkali diidentikkan dengan suasana kuliah yang penuh keseriusan.
Materi yang dipelajari memang berhubungan dengan undang-undang, peraturan, hingga analisis kasus yang menuntut ketelitian tinggi.
Namun, di balik citra formal itu, ada sisi lain yang menarik untuk diulas. Kehidupan mahasiswa ternyata tidak seseram yang dibayangkan, melainkan penuh dinamika unik yang dapat menjadi funfact tersendiri.
Dari gaya belajar, keseharian, hingga cara mereka menyikapi dunia kampus, semua menyimpan cerita yang membuat perjalanan kuliah lebih berwarna.
Baca juga: Reshuffle Kabinet Prabowo Dinilai Strategis Jawab Dinamika Politik dan Ekonomi
Dunia Buku yang Jadi Sahabat Sejati Mahasiswa Hukum
Salah satu ciri khas mahasiswa hukum adalah kedekatannya dengan buku.

Tumpukan literatur tebal berisi pasal demi pasal seolah menjadi pemandangan biasa di meja belajar mereka.
Menariknya, meskipun terlihat berat, banyak mahasiswa yang justru menjadikan kebiasaan membaca itu sebagai kebanggaan.
Mereka terbiasa menghabiskan waktu di perpustakaan, menandai halaman penting, hingga berdiskusi untuk memperdalam makna sebuah pasal.
Yang membuatnya menjadi funfact adalah bagaimana mahasiswa hukum bisa mengingat detail pasal tertentu sama seperti orang lain menghafal lirik lagu favorit.
Bahkan, beberapa mahasiswa sering menyamakan kemampuan menghafal hukum dengan kemampuan menghafal cerita drama, lengkap dengan alur dan tokoh yang terlibat.
Dunia buku akhirnya tidak lagi terasa kaku, melainkan berubah menjadi teman sehari-hari yang menghidupkan percakapan di luar kelas.
Lihat juga: RUU Perampasan Aset Tonggak Penting Melawan Korupsi
Gaya Berpikir Kritis yang Unik
Mahasiswa hukum dikenal memiliki pola pikir kritis. Dalam diskusi kelas, mereka terbiasa menguraikan masalah dengan perspektif berbeda, menguji logika, dan menimbang keadilan.

Namun, sisi menariknya adalah kebiasaan ini sering terbawa hingga ke kehidupan sehari-hari.
Misalnya, ketika sedang berbincang santai, mereka bisa saja menanggapi obrolan ringan dengan analisis hukum atau mempertanyakan logika di balik sebuah pernyataan.
Hal ini kadang menimbulkan situasi lucu, karena tidak jarang teman-temannya merasa seperti sedang diuji saat berbicara dengan anak hukum.
Akan tetapi, di situlah letak funfact-nya. Kebiasaan berpikir kritis yang mereka miliki membuat obrolan menjadi lebih berwarna.
Mereka bisa membedah masalah kecil seperti peraturan sederhana di asrama, atau bahkan menyinggung etika dalam sebuah permainan.
Bagi mereka, berpikir kritis bukan sekadar keterampilan akademis, melainkan gaya hidup yang melekat.
Serius dan Kreatif dalam Aktivitas Kampus
Walaupun kerap diasosiasikan dengan kesan serius, mahasiswa tidak melulu bergelut dengan buku dan pasal.
Banyak dari mereka yang aktif mengikuti organisasi, kepanitiaan, hingga kegiatan seni.
Justru dari sinilah muncul funfact lain, anak hukum bisa tampil serius dalam sidang simulasi, tetapi di saat yang sama juga bisa luwes ketika tampil di panggung seni atau memimpin acara kampus.
Keseimbangan antara serius dan kreatif inilah yang membuat perjalanan mereka di bangku kuliah semakin menarik.
Di satu sisi, mereka harus siap menghadapi ujian yang menuntut pemahaman detail atas teori hukum.
Namun di sisi lain, mereka juga pandai menyalurkan energi melalui kegiatan positif.
Banyak mahasiswa hukum yang akhirnya dikenal bukan hanya karena prestasi akademiknya, tetapi juga karena kontribusi mereka di bidang sosial maupun seni.
Kehidupan anak prodi hukum memang penuh warna. Di balik kesan serius yang melekat, terdapat banyak sisi menarik yang membuat mereka berbeda.
Kedekatan dengan buku, pola pikir kritis yang terbawa hingga ke kehidupan sehari-hari, serta kemampuan menyeimbangkan keseriusan dengan kreativitas menjadi potret nyata funfact yang tidak boleh dilewatkan.
Pada akhirnya, mahasiswa hukum bukan hanya calon profesional di bidang peradilan atau advokasi, tetapi juga pribadi-pribadi yang dinamis.
Mereka belajar keras, berpikir kritis, namun tetap tahu cara menikmati hidup.
Funfact inilah yang menjadikan bukan sekadar bagian dari dunia akademik, melainkan juga generasi muda yang membawa warna dan energi dalam setiap langkahnya.
Pada akhirnya, mahasiswa bukan hanya calon profesional di bidang peradilan atau advokasi, tetapi juga pribadi-pribadi yang dinamis.
Dengan segala dinamika itu, wajar bila anak prodi hukum sering menjadi pusat perhatian di kampus. Kehadiran mereka menghadirkan kombinasi antara intelektualitas dan kreativitas yang jarang ditemukan di prodi lain.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah